Minggu, 29 April 2018

KEADAAN PROVINSI LAMPUNG SEBAGAI WILAYAH KERJA PENYULUHAN DINAS PERKEBUNAN DAN PERTANIAN PROVINSI LAMPUNG (Tugas Responsi Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian)






KEADAAN PROVINSI LAMPUNG SEBAGAI WILAYAH KERJA PENYULUHAN DINAS PERKEBUNAN DAN PERTANIAN PROVINSI LAMPUNG
(Tugas Responsi Dasar-Dasar Penyuluhan Komunikasi Pertanian)





Oleh

Kelompok 9
Wulan Kharizzaprina  1614131032
Zakiyah Noor Balqis   1614131061
Tia Nur Fitriani           1614131086
Soraya Alaini              1614131110
Sirilus Gatya P.           1654131004











JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017



I.                   PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Program penyuluhan pertanian merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa penyuluhan pertanian yang disusun setiap tahun membuat rencana penyuluhan tahun berikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing-masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksanaan penyuluhan.

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kinerja seorang penyuluh adalah sejauh mana kegiatan penyuluhan yang  dijalankannya ditunjang dengan ketersediaan sarana/prasarana yang memadai. Melemahnya kemampuan penyuluh selain disebabkan oleh faktor pengkotakan dalam kelembagaan penyuluhan, juga disebabkan oleh kurangnya fasilitas  penyuluh  untuk  menjangkau  petani. Upaya-upaya perubahan usaha tani yang disampaikan oleh penyuluh kepada petani sangat bergantung pada  ketersediaan sarana produksi dan peralatan (baru) dalam bentuk jumlah,mutu dan waktu  yang tepat. Jika sarana  ini tersedia, maka keberhasilan penyuluh akan tercapai.

1.2    Tujuan

Tujuan dilakukannya turun lapang ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui aspek fisik Dinas Perkebunan dan Peternakan
2.      Mengetahui aspek geografis (batas wilayah kerja) Dinas Perkebunan dan Peternakan
3.      Mengetahui aspek demografi Dinas perkebunan dan Peternakan.
4.      Mengetahui aspek sosial Dinas Perkebunan dan Peternakan.
5.      Mengetahui aspek psikografis Dinas Perkebunan dan Peternakan.
6.      Mengetahui aspek behavioristik Dinas Perkebunan dan Peternakan.


7.       



II.     TINJAUAN PUSTAKA


2.1    Karakteristik Internal Penyuluh

Sumardjo  (1999)  membagi  faktor  internal  seperti  :  tingkat  kekosmopolitan, pengalaman bekerja sebagai penyuluh, motivasi, persepsi, kesehatan dan karakteristik sosial  ekonomi. Karakteristik individu  merupakan  sifat  yang  dimiliki  seseorang  yang  berhubungan  dengan  aspek kehidupan dan lingkungannya. Beberapa  faktor  kararakteristik  individu yang  mempengaruhi  proses  belajar  yaitu  :  umur,  jenis  kelamin,  kesehatan,  sikap mental, kematangan mental, kematangan fisik, dan bakat. Karakteristik  individu  yang  dapat  membentuk  kompetensi  dan menciptakan kinerja yang baik adalah (1) motif individu, (2) ciri-ciri fisik, (3) konsep diri, (4) pengetahuan, dan (5) kemampuan teknis.


2.2    Karakteristik Eksternal Penyuluh

Sumardjo  (1999)  mengatakan  selain  faktor  internal,  faktor  eksternal  juga mempengaruhi kesiapan  penyuluh  dalam  mendukung  pertanian  yang  berkelanjutan. Menurutnya, faktor eksternal tersebut meliputi; dukungan kelembagaan penyuluhan, 17 sistem  nilai,  sarana  informasi/inovasi  terjangkau,  potensi  lahan  dan  dukungan lembaga pelayanan.Untuk meningkatkan kinerja penyuluh pertanian di lapangan perlu  dukungan  dan  partisipasi  aktif  dari  pemerintah  daerah  dan  pemangku kepentingan  lainnya  khususnya dalam  pembiayaan,  sarana  dan  prasarana.  Dengan ketersediaan  sarana dan prasarana  yang memadai,  maka keberadaan dan peran aktif penyuluh akan semakin terlihat di lapangan.
2.3    Lingkup Penyuluhan Pertanian

Lingkup kegiatan penyuluh sebagai agen pembaruan dalam 7 (tujuh) kegiatan pokok, yaitu:
1.      Penyadaran, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk menyadarkan masyarakat tentang “keberadaannya”, baik keberadaannya sebagai individu dan anggota masya-rakat, maupun kondisi lingkungannya yang menyangkut lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya, ekonomi, dan politik.
Proses penyadaransepertiitulah yang dimaksudkanolehFreiresebagaitugasutamadarisetiapkegiatanpendidikan, termasuk di dalamnyapenyuluhan.
2.      Menunjukkan adanya masalah, yaitu kondisi yang tidak diinginkan yang kaitannya dengan: keadaan sumberdaya (alam, manusia, sarana-prasarana, kelembagaan, buda-ya, dan aksesibilitas), lingkungan fisik/teknis, sosial-budaya dan politis
Termasuk dalam upaya menunjukkan masalah tersebut, adalah faktor-faktor penyebab terjadinya masalah, terutama yang menyangkut kelemhan internal dan ancaman eksternalnya.
3.      Membantupemecahanmasalah, sejakanalisisakar-masalah, analisisalternatifpeme-cahanmasalah, sertapilihanalternatippemecahanterbaik yang dapatdilakukan se-suaidengankondisi internal (kekuatan, kelemahan) maupunkondisieklsternal (pelu-angdanancaman) yang dihadapi.
4.      Menunjukkanpentingnyaperubahan, yang sedangdanakanterjadi di lingkungannya, baiklingkunganorganisasidanmasyarakat (lokal,nasional, regional dan global)
5.      Karenakondisilingkungan (internal daneksternal) terusmengalamiperubahan yang semakincepat, makamasyarakatjugaharusdisiapkanuntukmengantisipasiperubah-an-perubahantersebutmelalukegiatan “perubahan yang terencana”
6.      Melakukanpengujiandandemonstrasi, sebagaibagiandanimplementasiperubahanterencana yang berhasildirumuskan.Kegiatanuji-cobadandemonstrasiinisangatdiperlukan, karenatidaksemuainovasiselalucocok (secara: teknis, ekonomis, sosial-budaya, danpolitik/kebijakan) dengankondisimasyarakatnya. Di sampingitu, uji-cobajugadiperlukanuntukmemperolehgambarantentangberagamalternatip yang paling “bermanfaat” denganresikoataukorbanan yang terkecil.
7.      Memproduksidanpublikasiinformasi, baik yang berasdaldari “luar” (penelitian, kebijakan, produsen/pelakubisnis, dll) maupun yang berasaldaridalam (pengalaman, indegenuous technology, maupunkearifantradisionaldannilai-nilaiadat yang lain). Sesuaidenganperkembanganteknologi, produkdan media publikasi yang digunakanperludisesuaikandengankarakteristik (calon) penerimamanfaatpenyuluhannya
8.      Melaksanakanpemberdayaan/penguatankapasitas.
Yang dimaksuddenganpemberdayaandisiniadalahpemberiankesempatankepadakelompokgrassrootuntukbersuaradanmenentukansendiripilihan-pilihannya (voice and choice) kaitannyadengan: aksesibilitasinformasi, keterlibatandalampemenuhankebutuhansertapartisipasidalamkeseluruhan proses pembangunan, bertanggung-gugat (akuntabilitaspublik), danpenguatankapasitaslokal.Sedang yang dimaksuddenganpenguatankapasitas, menyangkutpenguatankapasitasindiividu, kelembagaan-lokal, masyarakat, sertapengembnanganjejaringdankemitraan-kerja
(A.W. van den Ban dan H.S. Hawkins, 1999).






III. PEMBAHASAN



3.1    Aspek Fisik

Sarana dan prasarana Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung antara lain meja, kursi, proyektor, ATK, kendaraan, gedung, fasilitas laboratorium, alat-alat elektronik, dll. Secara umum, sarana dan prasarana yang dimiliki sudah lengkap. Namun, terdapat beberapa yang rusak, antara lain meja dan kursi. Hal itu dikarenakan setelah adanya penyatuan antara Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Dinas Perkebunan, maka sarana dan prasarana tersebut sering dipindah tempatkan.


3.2    Aspek Geografis
Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung beralamat di Jalan H. Zainal Abidin Pagar Alam Nomor 52, Labuhan Ratu, Kedaton, Bandar Lampung.
Untuk wilayah kerja dinas yaitu mencakup seluruh Provinsi Lampung yang dibagi menjadi bidang bidang di tiap kabupatennya. Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km² dan terletak di antara 105°45'-103°48' BT dan 3°45'-6°45' LS.

Perbatasan Lampung dengan daerah lain bisa dilihat dari barat, timur, utara dan selatan. Di sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia, di sebelah timur dengan Laut Jawa, di sebelah utara berbatasan dengan provinsi Sumatera Selatan, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda. Beberapa pulau termasuk dalam wilayah Provinsi Lampung, yang sebagian besar terletak di Teluk Lampung, di antaranya: Pulau Darot, Pulau Legundi, Pulau Tegal, Pulau Sebuku, Pulau Ketagian, Pulau Sebesi, Pulau Poahawang, Pulau Krakatau, Pulau Putus dan Pulau Tabuan. Ada juga Pulau Tampang dan Pulau Pisang di yang masuk ke wilayah Kabupaten Lampung Barat.

Keadaan alam Lampung, di sebelah barat dan selatan, di sepanjang pantai merupakan daerah yang berbukit-bukit sebagai sambungan dari jalur Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Di tengah-tengah merupakan dataran rendah. Sedangkan ke dekat pantai di sebelah timur, di sepanjang tepi Laut Jawa terus ke utara, merupakan perairan yang luas.


3.3    Aspek Demografis

Jumlah penduduk Provinsi Lampung pada Tahun 2015 adalah sebesar 8.109.601jiwa, yang terdiri dari jumlah penduduk Laki-laki sebesar 4.161.543 jiwa, dan penduduk perempuan sebesar 3.948.058jiwa, yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan.

Bila di lihat dari besaran agama yang paling banyak di anut, sebagain besar penduduk provinsi Lampung  memeluk agama Islam, yang berikutnya adalah Agama Kristen, Katolik dan Hindu. Agama Islam menjadi mayoritas di  semua kabupaten dan kota, sedangkan Agama Kristen dengan jumlah besar di Provinsi ini ada di Kota Bandarlampung dan Kabupaten Lampung Tengah, Agama Hindu dengan populasi besar berada di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur dan Lampung Selatan. Berikut data di sajikan dalam bentuk tabel untuk setiap kota dan kabupaten di provinsi dimaksud.

Dalam pengambilan data dimaksud, dari total jumlah penduduk yang didata, di temukan data yang tidak terjawab sebesar  3.442 Jiwa dan tidak ditanyakan sebesar 17.017 jiwa, dan lainnya sebesar 664 jiwa. Maka ketiga jumlah itu jika ditambahkan dengan jumlah penduduk yang terdata pada tabel, yang ditemukan adalah jumlah total penduduk dalam provinsi di maksud. Adapun pada kolom jumlah dalam  tabel, untuk  sub jumlah pada tiap kabupaten dan kota, adalah penjumlahan dari besaran yang ada pada kolom-kolom Agama di sampingnya, sedangkan selisih kurang dari jumlah tersebut adalah mereka yang masuk pada kategori data tidak terjawab dan tidak terdata seta lain-lain.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Tiap Agama
Kota/Kabupaten
Islam
Kristen
Katolik
Hindu
Budha
K H C
Jumlah
Lampung Barat
412,683
2,751
532
1,760
173
0
419,037
Tanggamus
530,331
1,560
2,492
772
387
26
536,613
Lampung Selatan
873,654
12,829
5,598
15,014
1,116
34
912,490
Lampung Timur
913,200
13,247
5,909
16,513
2,236
49
951,639
Lampung Tengah
1,093,801
15,815
14,715
40,379
1,818
54
1,170,717
Lampung Utara
570,594
6,160
3,989
2,416
662
33
584,277
Way Kanan
386,262
4,265
3,169
11,784
200
6
406,123
Tulangbawang
375,274
7,847
2,724
10,686
357
19
397,906
Pesawaran
389,577
3,618
2,183
359
1,467
8
398,848
Pringsewu
350,297
2,875
7,316
2,561
599
21
365,369
Mesuji
178,733
2,599
658
4,742
192
3
187,407
Tulangbawang Barat
238,659
6,601
1,969
3,015
311
11
250,707
Kota Bandar Lampung
816,807
31,345
14,049
3,111
13,016
326
881,801
Kota Metro
134,911
3,743
3,711
400
1,588
6
145,471
Provinsi Lampung
7,264,783
115,255
69,014
113,512
24,122
596
7,608,405
Sumber: Data Sensus Penduduk 2010 - Badan Pusat Statistik RI
** K H C = Khong Hu Chu


3.4    Aspek Sosial

Tingkat pendidikan masyarakat Provinsi Lampung menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau Bappeda sekitar 62,7 persen dari 7,4 juta jiwa warga Lampung tidak lulus atau hanya lulus sekolah dasar. 62,7 persen tersebut terdiri atas 33,2 persen tidak lulus SD dan 29,5 persen yang lulus SD. Sisanya, sekitar 18,8 persen lulusan SMP, 14,9 persen lulusan SMA, dan 4,3 persen lulusan sarjana Strata Satu (S-1).
Provinsi Lampung memiliki beragam pekerjaan yang dikerjakan oleh masyarat. Pekerjaannya yaitu ABRI, pegawai, guru, wiraswasta, jasa, dan pertanian.


3.5    Aspek Psikografis
Masyarakat Provinsi Lampung memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup di kota cenderung individualistik daripada di wilayah pedesaan di Lampung. Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Gaya hidup di daerah perkotaan di Bandar Lampung dan di daerah pedasaan di Lampung sangat berbeda, mulai dari kegiatan di pagi hari. Keadaan di pedesaan cenderung lebih tenang daripada di daerah perkotaan di Bandar Lampung.


3.6    Aspek Behavioristik

Dengan dilakukannya penyuluhan dari dinas terhadap masyarakat terjadi perubahan perubahan pada masyarakat. Respon respon yang ada di masyarakat beragam. Respon masyarakat baik dan langsung mengikuti hal hal yang telah disampaikan oleh penyuluh tetapi ada masyarakat yang responnya kurang baik karena ada sebagian dari masyarakat yang hanya ingin mendapatkan bantuan setelah diberi penyuluhan. Setelah diberi bantuan oleh pemerintah mereka tidak bertanggung jawab atas apa yang telah mereka terima.






IV. KESIMPULAN



Adapun kesimpulan dari turun lapang ini adalah sebagai berikut:
1.      Sarana dan prasarana dinas berupa meja, kursi, proyektor, ATK, kendaraan, gedung, fasilitas laboratorium, alat-alat elektronik, dll. Keadaannya terdapat beberapa yang rusak, antara lain meja dan kursi yang sering dipindah tempatkan.
2.      Alamat Dinas Perkebunan Dan Peternakan di Jalan H. Zainal Abidin Pagar Alam Nomor 52, Labuhan Ratu, Kedaton, Bandar Lampung. Dimana Provinsi Lampung memiliki luas 35.376,50 km² dan terletak di antara 105°45'-103°48' BT dan 3°45'-6°45' LS dan berbatasan denganSamudera Hindia, Laut Jawa, provinsi Sumatera Selatan, danSelat Sunda.
3.      Jumlah penduduk Provinsi Lampung (2015) sebesar 8.109.601 jiwa ( Laki-laki 4.161.543 dan perempuan 3.948.058 jiwa) dan  di lihat dari besaran agama yang paling banyak di anut, sebagain besar penduduk provinsi Lampung  memeluk agama Islam, yang berikutnya adalah Agama Kristen, Katolik dan Hindu.
4.      Tingkat pendidikan masyarakat Provinsi Lampung masih sangat rendah dan sebanyak 62,7 % : dimana 33,2 % tidak lulus SD dan 29,5 % lulus SD dengan bekerja sebagai ABRI, pegawai, guru, wiraswasta, jasa, dan pertanian.
5.      Gaya hidup di kota cenderung individualistik daripada di wilayah pedesaan di Lampung dan  masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.
6.      Respon masyarakat baik dan langsung mengikuti hal hal yang telah disampaikan oleh penyuluh tetapi ada masyarakat yang responnya kurang baik (hanya ingin mendapatkan bantuan setelah diberi penyuluhan).









DAFTAR PUSTAKA



Soemardjo.1999. Fungsi-fungsi penyuluhan.Jakarta :BumiAksara.

A.W. van den Ban dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Draf Revitalisasi Penyuluhan Pertanian 2005. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia.






















LAMPIRAN



Gambar Saat Turun Lapang di Dinas Perkebunan dan Peternakan








Tidak ada komentar:

Posting Komentar