Minggu, 29 April 2018

PENGENALAN CIRI UMUM KELOMPOK SERANGGA I (Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)






PENGENALAN CIRI UMUM KELOMPOK SERANGGA I
(Laporan Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman)




Oleh
Tia Nur Fitriani
1614131086
Kelompok 5








JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017




I.       PENDAHULUAN




1.1  Latar Belakang

Serangga yang termasuk kelas insecta terdapat berbagai macam ordo dan spesies yang beragam. Beberapa diantaranya sering kita temui di kehidupan sehari-hari. Serangga memiliki atau termasuk anggota hama terbanyak yang menyerang tanaman, termasuk tanaman pertanian.

Serangga memiliki bentuk yang beragam tergantung jenis dari serangga tersebut. Banyak dari serangga tersebut memiliki kesamaan bentuk, warna, tipe mulut, dan sebagainya. Adapun permasalahan serangga yang sebagian besar menjadi hama tanaman akan membawa dampak buruk bagi petani yang tumbuhannya terserang, meskipun begitu masih ada beberapa serangga yang berperan lain. Serangga dapat menjadi predator, hama, penyerbuk, dan menjadi serangga pembawa penyakit.

Serangga yang sering kita temui antara lain yaitu belalang, kepik, laron, dll. Masing-masing serangga memiliki perannya sendiri-sendiri pada agroforestri. Karena banyak diantaranya yang menjadi hama, kita seharusnya mempelajarinya lebih dalam sehingga tanaman tidak akan terancam. Selain itu, masing masing ordo mulai dari orthoptera, isoptera, thysanoptera, dermaptera, dan hemiptera memiliki bentuk dan perannya masing-masing.

Oleh karena banyaknya jenis serangga, maka dilakukannya praktikum ini untuk membantu untuk mengetahui marfologi serangga yang khususnya yaitu yang termasuk kedalam ordo dari orthoptera, isoptera, thysanoptera, dermaptera, dan hemiptera.
1.2  Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalahsebagai berikut.
1.      Mengenal ordo-ordo dalam kelas insecta dari ordo dari orthoptera, isoptera, thysanoptera, dermaptera, dan hemiptera
2.      Mengenal metamorfosis pada serangga.







II.    METODOLOGI PRAKTIKUM




2.1  Waktu dan Tempat

Adapun praktikum dilaksanakan pada hari Selasa, 03 Oktober 2017. Praktikum dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tumbuhan yang terdapat diFakultas Pertanian Universitas Lampung


2.2  Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alat tulis, kertas HVS, dll. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel belalang yang sudah disiapkan oleh asisten praktikum.


2.3  Cara Kerja

Langkah-langkah praktikum ini yaitu dimulai dengan disiapkannya alat tulis dan beberapa lembar kertas HVS. Lalu dengan teliti sampel dari masing-masing sample dari ordo dari orthoptera, isoptera, thysanoptera, dermaptera, dan hemiptera yang ada di meja tiap kelompok diamati dan digambar dalam kertas HVS. Bagian tubuh serangga digambar dengan teliti dan dicatat nama dari bagian tubuh serangga tersebut dalam hasil praktikum. Kemudian dicatat ciri umum serangga-serangga yang diberikan oleh asisten praktikum.






III. HASIL DAN PEMBAHASAN




3.1  Hasil Praktikum

Adapun hasil praktikum pengenalan ciri umum kelompok serangga I adalah sebagai berikut.



Kingdom: Animalia,
Phylum: Arthropoda,
Kelas : Insecta,
Ordo : Orthoptera,
Famili : Acridoidea,
Genus : Valanga,
Spesies : Valanga nigricornis

Rayap

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum  : Artropoda
Kelas       : Insecta
Ordo        : Isoptera
Family: Rhinotermitidae
Genus      : Coptotermes
Spesies     : Coptotermes curvignathus
Thrips

Klasifikasi
Kingdom : Animalia,
Divisi : Arthropoda,
Kelas : Insecta,
Ordo :Thysanoptera,
Famili : Thripidae,
Genus : Thrips,
Spesies : Thrips sp
Cocopet

Klasifikasi
Kingdom  : Animalia,
Filum : Arthropelzinga,
Kelas : Insecta,
Ordo : Dermaptera,
Famili: Chelisochisidae,
Genus : Chelisoches,
Spesies : Chelisoches morio

Kepik hijau

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : ArthropodaKelas : Insecta
Order : Hemiptera
Family : Pentatomidae
Genus : Nezara
Species : Nezaraviridula

3.2  Pembahasan

a.      Belalang kayu
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan (Lugito, 2013).
Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan. Ada mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla (Jumar, 2000).

Ordo Orthoptera  (bangsa belalang) Sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator pada serangga lain. (Jumar, 2000).

Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Dalam daur hidupnya Ordo orthoptera  mengalami tahapan perkembangan yaitu telur, nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit, imago (dewasa) ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya (Hansamunahito, 2006).
Peranan serangga yang menguntungkan (berguna) tersebut antara lain :
a.       Serangga sebagai penyerbuk tanaman.
b.      Serangga sebagai penghasil produk (seperti: madu, lilin, sutra, bahan lac, dan lain-lain).
c.       Serangga yang bersifat entomofagus (predator dan parasitoid).
d.      Serangga pemakan bahan organik.
e.       Serangga pemakan gulma.
f.       Serangga sebagai bahan penelitian.


b.    Isoptera (laron)

Tipe mulut menggigit, bermettamorfose tidak sempurna (Paurometabola)
Kelompok serangga ini mempunyai kemampuan adaptasi yang lebih baik dibandingkan serangga lainnya. Kemampuan ini karena rayap hidup dalam sebuah koloni yang mempu bertahan hidup lama. Dalam setiap koloni rayap pada umumnya terdapat tiga kasta yang dinamai menurut fungsinya masing-masing: - Kasta Pekerja - Kasta Prajurit - Kasta Reproduksi (Primer : Raja & Ratu dan Suplementer)

Dalam hal ini bentuk (morfologi) dari setiap kasta berbeda satu dengan yang lain yang sesuai dengan fungsinya masing-masing.
1.      Kasta pekerja merupakan anggota yang terbanyak jumlahnya dalam koloni, berwarna pucat tanpa mata faset. Mendibelnya relatif kecil bila dibandingkan dengan Kasta prajurit. Kasta pekerja berfungsi mencari makan, merawat telur, membuat serta memelihara sarang. Mereka berperan dalam mengatur efektivitas koloni dengan jalan membunuh dan memakan individu-individu yang lemah atau mati untuk menghemat energi dalam koloninya.
2.      Kasta Reproduksi Primer, terdiri dari serangga-serangga dewasa yang bersayap dan menjadi pendiri koloni (raja dan ratu). Tugas dari ratu sepanjang hidupnya adalah bertelur sedangkan makanannya dilayani oleh para pekerja. Seekor ratu mampu hidup 6 sampai 20 tahun bahkan sampai berpuluh-puluh tahun
3.      Kasta prajurit mudah dikenal karena bentuk kepalanya besar dengan penebalan kulit yang nyata. Kasta ini mempunyai rahang (mandibula) yang besar dan kuat. Kasta prajurit berfungsi melindungi koloni terhadap gangguan dari luar.
Rayap merupakan serangga sosial dengan sistem kasta polimorfik, pemakan selulosa dan tinggal di dalam sarang atau termitarium yang dibangunanya. Serangga ini memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil (Borror, Triplehorn & Johnson, 1992).
Rayap merupakan faktor perusak kayu dan bangunan yang paling mengganggu. Rayap mampu merusak komponen bangunan gedung, bahkan juga menyerang dan merusak mebeler di dalamnya, buku-buku, kabel-kabel listrik serta barang-barang yang disimpan.


c.    Thrips

Thrips mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
1. Serangga dewasa berukuran kecil, panjang 0,8 mm – 0,9 mm, berwaran kuning cokelat kehitam – hitaman.
2. Hama ini berkembang biak secara tak kawin (partenogenesis)
3. Telur berbentuk oval atau seperti ginjal, diletakkan di dalam jaringan daun.
4. Nimfa beerwarna putih dan sangat aktif, terdiri atas dua instar, yang diikuti dengan periode pre pupa dan kemudian pupa.
5. Pupa dibentuk di dalam tanah, kemudian menjadi serangga dewasa.
6. Daur hidup berkisar antara 7 – 12 hari di dataran rendah, dan berkembang pesat populasinya pada musim kering (kemarau).

Morfologi hama thrips ukuran trips dewasa berukuran + 1 mm, berwarna kuning pucat, coklat atau hitam.  Biasanya thrips lebih gelap warnanya apabila kondisi lingkungan rendah , dan Semakin rendah suhu suatu lingkungan warna trips biasanya lebih gelap. Trips jantan tidak bersayap, sedangkan yang betina mempunyai dua pasang sayap yang halus dan berumbai. Berkembang biak secara partenogenesis atau dapat menghasilkan telur tanpa melalui kawin terlebih dahulu. Telur yang dihasilkan dapat mencapai 80 – 120 butir. Imago dapat hidup sampai 20 hari. Thrips sebagai predator dan vektor penyakit tanaman, yang dapat menuntungkan dan merugikan tanaman.
d.   Cocopet

Tipe mulut menggigit, metamorfose: tidak sempurna (Hemimetabola). Morfologi serangga ini memiliki nama umum cocopet, berbentuk memanjang, ramping dan agak gepeng yang menyerupai kumbang pengembara, tetapi mempunyai sersi seperti capit. Tarsi tiga ruas, tipe mulut mengunyah dan metamorfosis sederhana. Cocopet-cocopet muda ruas-ruas antenanya lebih sedikit dari pada yang dewasa, dengan ruas-ruas tambahan setiapkali berganti kulit. ( Elzinga, 2004 ).


e.    Kepik

Tipe alat mulut pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo Hemiptera, rostum tersebut muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran, yakni saluran makanan dan saluran ludah. Berperan sebagai predator dan hama.

Metamorfose bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia : telur - nimfa dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah Walang sangit ( Leptorixa oratorius Thumb.) Kepik hijau ( Nezara viridula L).

Struktur mulutnya berbentuk seperti jarum. Sayap depan yang bagian pangkalnya keras seperti kulit, namun bagian belakangnya tipis seperti membran.Bagian yang beruas dari proboscis itu adalah labium, yang bertindak sebagai suatu selubung bagi empat stilet penusuk (dua mandibel dan dua maksilae). Maksilae bersama-sama cocok di dalam proboscis membentuk dua saluran, sebuah saluran makanan dan sebuah saluran air liur.Tidak ada palpus, walaupun struktur kecil seperti bergelambir yang jelas pada proboscis dari beberapa kepik akuatik yangdiperkirakan beberapa ahli sebagai palpus (Jumar. 2000).
Hemiptera tidak mengalami metamorfosis sempurna. Anakan serangga dari ordo Hemiptera yang baru menetas biasanya memiliki penampilan yang sama dengan induknya, namun ukuranya lebih kecil dan tidak besayap. Fase anakan ini dikenal dengan nama nimfa (Nanao, 1996)






















IV.             KESIMPULAN




Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.      Belalang memiliki 3 bagian tubuh utama (kepala, toraks, dan abdomen), pengigit pengunyah, dan memiliki 2 pasang sayap. Rayap memiliki tubuh lunak, kecil, dan penggigit pengunyah. Thrips memiliki sayap berumbai dan sayap yang sempit, cocopet memiliki tubuh kecil dan memanjang. Kepik memiliki sayap, penusuk pengisap, dan tubuh pipih.
2.      Belalang sebagai hama dan predator, rayap sebagai hama, thrips sebagai predator dan vektor penyakit tanaman, cocopet sebagai predator dll, dan kepik sebagai hama dan predator.
3.      Metamorfosis ke lima ordo adalah paurometabola.
4.      Manfaat serangga tersebut adalah dapat menjadi predator hama yang mengganggu tanaman.










DAFTAR PUSTAKA




Amalia, H dan Idham Sakti Harahap. 2010. Preferensi Kecoa Amerika Periplaneta Americana (L.) (Blattaria : Blattidae) terhadap berbagai kombinasi umpan. Jurnal Ilmiah Sainteks. Vol.7, No.2, 67-77. Ilmiah Sainteks. Vol.14, No.3, 173-177.

Elzinga RJ. 2004. Fundamentals of Entomology 6th Edition. New Jersey: PerasonEducation Inc.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka cipta, Jakarta

Lugito, 2013. Pengenalan Spesimen Hama. http://lugito-center.blogspot.com/2013/04/pengenalan-spesimenhama-ordo.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2014.

Nanao, Jun, Hidetomo Oda, & Nanao-Kikaku. 1996. "Seri Misteri Alam 20: Kutu Daun". Jakarta: PT Elex Media Komputindo, hal. 8


























LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar