PENGENALAN ALAT PENGENDALI GULMA (SPRAYER)
(Laporan Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman)
Oleh
Tia Nur Fitriani
1614131086
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum
..................................................................................... 2
II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil ......................................................................................................... 3
2.2 Pembahasan
............................................................................................. 6
III. KESIMPULAN............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pertanian dan
kehidupan sehari-hari di lingkungan tidak pernah lepas dari gulma. Gulma
disekita lingkungan dapat merusak nilai estetika, dimana gulma tumbuh diantara
tanaman hias, di pinggir jalan, sudut rumah, halaman, atap rumah, dan di
tempat-tempat lain. Dalam pertanian, gulma dapat menjadi pesaing bagi tanaman
dalam menyerap unsur hara dan air, merusak hasil ata produk pertanian,
menurunkan hasil produksi sampai dengan gagal panen.
Gulma dapat
merugikan manusia sehingga diperlukan kegiatan oengendalian gulma. Guma dapat
dikendalikan secara mekanis, biologi, kimia, terpadu, dan sebagainya. Dalam
skala kecil, pengendalian yang sering digunakan adalah pengendalian mekanis.
Sedangkan dalam skala besar seperti perkebunan, maka digunakan pengendalian
kimia menggunakan herbisisda ataupun terpadu.
Pengaplikasian
herbisida dalam pengendalian gulma dapat menggunakan beberapa alat atau sprayer. Dimana sprayer tersebut memiliki beberapa jenis tergantung tujuan dan
fungsi serta prinsip kerjanya. Oleh karena itu, perlu dilakukannya praktik
pengenalan alat pertanian (sprayer)
untuk mengetahui beberapa hal mengenai
sprayer. Dengan pengetahuan tersebut, diharapkan dapat menambah pengetahuan
dasar tentang sprayer dan dapat
membantu memilih sprayer atau nozzle sesuai dengan kebutuhan agar
lebih efektif dan efisien. Dimana nozzle berpengaruh
dalam penyebaran cairan dan pemecahan cairan menjadi butiran-butiran.
1.2 Tujuan
Praktikum
Adapuntujuan dari
praktikuk ini yaitu untuk mengetahui jens-jenis sprayer, tipe-tipe nozzle,
dan bagian-bagian lainnya.
II.
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Hasil dari
praktikum pengenalan alat pengendali gulma (sprayer)
adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Macam-macam Sprayer
No.
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Semiautomatic sprayer
|
1.
Tutup tangki
2.
Tangki
3.
Sabuk penggendong
4.
Unit pompa
5.
Tangkai pompa
6.
Selang
7.
Tangkai penyemprot
8.
Katup
9. Nozzle
|
2.
|
Automatic sprayer
|
1.
Tangki
2.
Tutup tangki
3.
Tangkai penyemprot
4. Nozzle
5.
Mesin
6.
Pipa penyemprot
7.
Tuas penghambat
8.
Tuas penutup
|
3.
|
Boom sprayer
|
1.
Traktor
2.
Tangki
3.
Nozze
4.
Tangkai penyemprot
|
4.
|
Plane sprayer
|
1.
Badan pesawat
2. Nozzle
3.
Tangkai penyemprot
4.
Tangki
|
5.
|
Motor sprayer
|
1.
Mesin atau mootor
2.
Selang
3. Nozzle
4.
Tangkai penyemprot
5.
Katup
|
2.2 Pembahasan
Prinsip kerja sprayer adalah memecah cairan menjadi
butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Untuk memperoleh butiran halus,
biasanya dilakukan dengan menggunakan proses pembentukan partikel dengan
menggunakan tekanan (hydraulic
atomization), yakni tekanan dalam tabung khusus dipompa sehingga mempunyai
tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang karet menuju ke alat
pengabut bersama dengan cairan. Cairan dengan tekanan tinggi dan mengalir
melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga cairan akan pecah
menjadi partikel-partikel yang sangat halus.Dengan bentuk dan ukuran yang halus
ini maka pemakaian pestisida akan efektif dan merata ke seluruh permukaan daun
atau tajuk tanaman(Sudarmo, 1997).
Fungsi utama dari
suatu sprayer adalah memecah cairan
menjadi tetes tetes dengan ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara
merata di atas permukaan atau ruang yang
harus dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkan
pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan
pemborosan. Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama dengan
menggunakan sprayer adalah untuk
melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batasbatas yang menguntungkan
petani
(Daywin, 1992)
Fungsi dari semi autometic sprayeryaitu untuk
mempermudah dalam proses pengendalian hama. Prinsip kerja alat ini adalah
memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut. Untuk
memperoleh butiran halus, biasanya dilakukan dengan menggunakan proses
pembentukan partikel dengan menggunakan tekanan (hydraulic atomization), yakni tekanan dalam tabung khusus dipompa
sehingga mempunyai tekanan yang tinggi, dan akhirnya mengalir melalui selang
karet menuju ke alat pengabut bersama dengan cairan. Cairan dengan tekanan
tinggi dan mengalir melalui celah yang sempit dari alat pengabut, sehingga
cairan akan pecah menjadi partikel-partikel yang sangat halus (Djojosumarto,
2000).
Fungsi dari automatic sprayer ini sama dengan semi aoutometic sprayer yaitu digunakan
untuk aplikasi pestisida berbentuk cair atau pestisida yang dilarutkan dalam
air.Prinsip kerjanya yaitu memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang
menyerupai kabut yakni menggunakan proses pembentukan partikel dengan
menggunakan tekanan (hydraulic
atomization). Tekanan disimpan dalam tangki. Cairan bertekanan tinggi mengalir melalui
celah yang sempit dari alat pengabut dan pecah menjadi partikel-partikel yang
sangat halus (Mimin, 1992)
Motor Sprayermengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dalam tangki. Cara penggunaan motor sprayer bervariasi tergantung jenis dan mereknya, antra lain
digendong di punggung, ditarik dengan kendaraan, diletakan di atas tanah,
dibawa pesawat terbang, dan sebagainya. Contoh motor sprayer adalah mist
blower power sprayer, dan boom
sprayer.
Ada bermacam-macam nozzle berdasarkan bentuk cairan yang
dihasilkan semprotan misalnya: bentuk kipas (fan),
bentuk kerucut (cone) dan bulat
ditengah. Nozzle kipas mempunyai
jangakauan yang beragam misalnya nozzle
merah mencapai jangkauan 2 m, biru memcapai jangauan 1,5 m, kuning 2 m dan
hijau 0,5 m. Dalam aplikasi herbisida yang memakai pelarut, banyak kegagalan
yang terjadi akibat kesalahan pemakaian alat dan kesalahan dalam melakukan
kalibrasi.
Bahan untuk membuat
nozzle bermacam-macam, yaitu dapat beasal dari
tembaga, plastik dan baja tahan karat. Tembaga agak kurang memadai karena mudah
terkorosi atau berkarat. Plastik
mempunyai sifat lentur/kurang tahan lama karena dapat mengubah bentuk hail
hembusan. Sedangkan bila tahan karat
diharapkan dapat mengubah hasil dan hembusan yang cukup mantap.
Nozzle
adalah bagian dari unit sprayer yang
menentukan efediendi dan efektifitas herbisida yang disemprotkan seta dapat
menghasilkan barbagai ukuran.
Nozzle
yang dapat dipilih untuk mencapai ukuran yang dikehendaki terdiri dari :
a.
Nozzle yang
energi hidrolik yang prinsipnya cairan yang berada dalam takanan dipaksa keluar
melalui kecil sehingga cairan keluar dengan kecepatan dan tenaga yang cukup
tinggi untuk membentuk lapisan yang tipis dan lebar.
b.
Nozzle
dengan energi gas, diintegrasi dari cairan menjadi dapat dipakai dengan
membenturkan cairan dengan film air.
c.
Nozzle dengan
energi sentrifugal, sistem ini didesain dengan memberikan larutan pada pusat
dari pinggir yang berputar sehingga gaya senrtifugal akan melebarkan larutan
keujung atau kepinggir.
(Rukman, 1999).
III.
KESIMPULAN
Adapun kesimpuan dari praktikum pengenalan alat
pengendali gulma (sprayer) adalah
sebagai berikut.
1.
Sprayer
sebagai alat pemecah cairan menjadi butiran dalam pengaplikasian pestisida ada
beberapa macam sesuai tujuan penggunaannya.
2.
Fungsi
dari Semi autometic sprayeryaitu
untuk mempermudah dalam proses pengendalian hama dan prinsip kerja alat ini
adalah memecah cairan menjadi butiran partikel halus yang menyerupai kabut
menggunakan tekanan.
3.
Fungsi
dari automatic sprayeryaitu digunakan
untuk aplikasi pestisida berbentuk cair atau pestisida yang dilarutkan dalam
air dan prinsip kerjanya yaitu memecah cairan menjadi butiran partikel halus
dengan menggunakan tekanan yang disimpan dalam tangki.
4.
Motor Sprayer mengunakan mesin sebagai tenaga penggerak pompanya yang berfungsi untuk
mengeluarkan larutan dalam tangki. Contohnyamist
blowerpower sprayer, dan boom
sprayer.
5.
Nozzle bermacam-macam
berdasarkan bentuk cairan yang dihasilkan semprotan misalnya: bentuk kipas (fan), bentuk kerucut (cone) dan bulat ditengah. Juga terdapat
nozzle merah, biru, kuning dan hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Daywin FJ, Sitompul RG,Imam H. 1992.Mesin-Mesin
Budidaya Pertanian. Bogor (ID) : JICA-DGHE/IPB Project.
Djojosumarto, P., 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius. Yogyakarta
Mimin, S., 1992. Jasa
Produksi dan Pelayanan Alat Mesin Pertanian. Surya Media. Bandung
Rukman, Rahmat dan Sugandi Saputra. 1999.Gulma dan Teknik
Pengendalian. Kanisius. Jogjakarta.
Sudarmo, RM. 1997. Pengendalian
Serangga Hama Sayuran dan Palawija. Kanisius. Jakarta.
LAMPIRAN
Sands Casino & Resort: Home - SEPT
BalasHapusLas Vegas Sands Casino & Resort: Home. In a convenient location, walk 카지노 to Sands Casino & Resort, where you can indulge in a range of gaming and หารายได้เสริม entertainment septcasino