Minggu, 29 April 2018

SISTEM AGRIBISNIS BUAH MARKISA (Tugas Syarat UAS Manajemen Agribisnis)







SISTEM AGRIBISNIS BUAH MARKISA
(Tugas Syarat UAS Manajemen Agribisnis)







Oleh

Tia Nur Fitriani
1614131086













JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018






I.       PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang

Pembangunan pertanian melalui sub sektor hortikultura telah memberikan sumbangan yang berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional. Kontribusi subsektor hortikultura terhadap sektor pertanian dari tahun ke tahun cenderung meningkat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 menyumbang sekitar 28,25% dari total PDB pertanian, jumlah tenaga kerja yang terlibat sekitar 8,4 juta rumah tangga yang mengandalkan sumber pendapatan dari sub sektor hortikultura. Permasalahan usaha hortikultura belum mampu menghasilkan produk yang memiliki daya saing terhadap produk hortikultura yang berasal dari negara lain (Ditjen Hortikultura, 2012).

Markisa merupakan buah yang di samping dapat dikonsumsi dalam bentuk segar juga dapat dikonsumsi dalam bentuk juice, sirup, dan bentuk lainnya. Rasa markisa yang asam manis, menyegarkan, bervitamin C yang tinggi, dan mengggah selera. Hal ini yang menjadikan markisa merupakan salah satu komoditas yang sebenarnya memiliki kekhususan bagi konsumen.Hal tersebut menyebabkan adanya permintaan dan pasar yang besar dari buah markisa, maka membudidayakan markisa juga akan mendapatkan keuntungan yang besar dan layak untuk dijalankan. Dengan adanya makalah “Sistem Agribisnis Buah Markisa” diharapkan dapat memantu untuk mengetahui dan mengerti mengenai sistem agribisnis beserta subsistem agribisnis beserta manajemennya dalam pembudidayaan, pengolahan, dan pendistribusian buah markisa.

1.2  Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah ini sebagai berikut :
1.       Mengetahui sistem agribisnis buah markisa.dimulai dari subsistem hulu hingga hilir.
2.       Mengetahui sistem agribisnis buah markisa.
3.       Mengetahui jasa layanan penunjang sistem agribisnis.












II.    ISI



2.1  Sistem Agribisnis

Agribisnis merupakan suatu kegiatan yang utuh dan tidak dapat terpisah antara satu kegiatan dan kegiatan lainnya, mulai dari proses produksi, pengolahan hasil, pemasaran dan aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Dalam arti luas agribisnis adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian(Soekartawi, 2001).

Agribisnis adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling terkait erat, yaitu subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi (subsistem agribisnis hulu), subsistem usahatani atau pertanian primer, subsistem pengolahan, subsistem pemasaran, serta subsistem jasa dan penunjang (Badan Agribisnis, 1995). 

Subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) yang merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti industri dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida, dll), industri agrootomotif (mesin dan peralatan), dan industri benih/bibit. Subsistem usahatani (on-farm agribusiness) yang merupakan kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Termasuk ke dalam subsistem usahatani ini adalah usaha tanaman pangan, usaha tanaman hortikultura, usaha tanaman obatobatan, usaha perkebunan, usaha perikanan, usaha peternakan, dan kehutanan.

Subsistem agibisnis hilir (down-stream agribusiness) yang berupa kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di pasar domestik maupun di pasar internasional.Subsistem penunjang adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga- keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah (Suparta, 2005).


2.2  Subsistem Pengadaan Sarana Produksi

Pengadaan saprodi atau subsistem agribisnis hulu yang merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, pengadaan saprodi buah markisa yaitu sebagai berikut :

a.       Bibit
Bibit yang digunakan adalah bibit Varietas Unggul yang bersertifikat. markisa ungu bunga super dan markisa bunga putih.sesuai SK Mentan Nomor: 121/Kpts/TP.240/ 2001, tanggal 8 Februairi 2001 untuk markisa bunga putih dengan nama Gumanti, serta SK Nomor: 220/Kpts/TP.240/4/2001, tanggal 4 April 2001 untuk markisa bunga ungu super dengan nama Super Solinda
b.      Lahan (tanah), tanaman markisa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, terutama pada yang gembur, mempunyai cukup bahan organik, mempunyai pH antara 6,5 – 7,5 dan berdrainase baik.
c.       Pupuk, pemupukan dilakukan dengan NPK (15:15:15) sebanyak 25­100 g per tanaman, tergantung umurnya.
d.      Pestisida, insektisida Tamaron 0,2% untuk mengatasi kutu daun kuning Myzus persicae dan kutu putih Aphis gossypii. Serta Benlate 0,2% atau lisol 10­50% untuk mengatasi penyakit mati pucuk Phytophthora parasitica, penyakit layu Fusarium passiflorae, dan penyakit busuk leher akar.
e.       Alat dan mesin pertanian, yaitu traktor, sprayer, dll.
f.       Tenaga kerja, dibutuhkan saat pengolahan lahan, perawatan, sampai dengan pemanenan buah markisa.


2.3  Subsistem Usahatani Tanaman Markisa

Subsistem usahatani merupakan kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Berupa usaha tani pangan, hortikultura, ternak, dll.
a.       Pembibitan
Pembibitan yang baik untuk mendapatkan pertumbuhan markisa yang seragam dan kuat sebaiknya digunakan bibit yang bermutu (berlabel), yang diproduksi oleh penangkar bibit, yang diawasi mutunya oleh Balai Sertifikasi Benih atau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, diberi label sebagai tanda jaminan mutu.
1.   Penanaman Benih
Media tumbuh benih adalah campuran, antara: tanah : pupuk kandang : arang sekam perbandingan (1:1:1). Yang dicampur merata dengan arang sekam. Media campuran dimasukkan ke dalam polybag ukuran 12 x 18 cm, setiap polybag ditanam 2 biji. Bila kedua biji ini tumbuh, yang satu dapat dipindahkan ke polybag baru.
2.      Pemeliharaan Bibit
Pembuatan naungan tempat pembibitan dengan ukuran lebar 1 m x tinggi 1,5 m dengan panjang sesuai kebutuhan.

b.      Penanaman dan Pemeliharaan
1.      Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan pada lokasi yang baru dibukamemerlukan perlakuan khusus. Tanah harus bersih dari tunggul-tunggul kayu, sisa babatan, rumput dan semak-semak. Kemudian dibuatkan lubang dengan ukuran 40x40x30 cm dengan jarak tanam 5x5 m. Karena tanaman markisa ini mempunyai perakaran serabut yang menjalar pada pemukaan bawah tanah sepanjang jalaran cabang-cabangnya, maka sebaiknya tanah diolah sempurna. Di antara markisa ditanam dengan tanaman muda seperti: kol, kentang, bawang merah atau ubi jalar untuk tiga kali musim tanam menjelang tanaman markisa berbuah.
2.      Penanaman
Sebelum ditanam ke dalam lubang dimasukkan campuran: 15 kg pupuk kandang +500 gr NPK +200 gr Dolomit+50 gr mikroba Trichoderma/lubang kemudian diinkubasi selama 1 minggu. Setelah diinkubasi selama 1 minggu pupuk dicampur merata dengan lapisan tanah atas. Setelah itu, bibit ditanam dengan cara memotong bagian bawah polybag, kemudian lubang ditutup dan tanahnya dipadatkan. Penanaman sebaiknya awal musim hujan atau akhir musim hujan.
3.      Pemasangan Para-para
Tanaman markisa merupakan tanaman yang merambat, karena itu pagar atau para-para tempat perambatan perlu disediakan. Para-para bisa digunakan dari kayu yang keras atau dengan tiang beton. Tinggi para-para dari tanah 2 – 2,5 m. Diantara tonggak para-para direntangkan kawat ukuran 2 inci dan dari kawat-kawat dibuat jaringan dari tali nilon dengan jarak 0,5x0,5 m tempat merambatnya cabang primer dan cabang sekunder. Biasanya umur 6 bulan di lapangan tanaman sudah harus diberi topangan. Menjelangumur 1 tahun para-para harus sudah siap, karena panjang cabang tanaman rata-rata sudah melebihi 2,5 meter dan jumlah cabang antara 18–44 cabang. Batang utama yang akan dirambatkan ke para-para dipilih 2 – 3 batang saja yang kuat dan sehat. Kemudian cabang-cabang yang tumbuh diatur perjalarannya pada tali-tali yang disediakan, agar bunga atau buah yang keluar seluruhnya kena sinar matahari. Para-para dari kayu ini biasanya bertahan sampai umur tanaman 5 tahun.
4.      Pemupukan Tanaman
Markisa termasuk tanaman tahunan. Oleh sebab itu sebaiknya tanaman dipupuk minimal 2 kali setahun setelah selesai panen. Pada puncak-puncak produksi, pupuk berperan merangsang kembali keluarnya tunas-tunas baru yang akan menjadi cabang-cabang produksi. Hasil penelitian Hasan et al. (1999) pemberian pupuk susulan setelah tanaman berumur 6 bulan adalah 500 gr NPK + 10 kg pupuk kandang yang diinkubasi selama 1 minggu. Pupuk tersebut diberikan melingkar batang dengan jarak 1 meter dari batang dengan kedalaman 10 cm, kemudian ditutup kembali.
5.      Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk mendorong tumbuhnya cabang-cabang baru yang produktif. Selain itu juga untuk merangsang keluarnya bunga. Pemangkasan pertama dapat dilakukan pada saat tanaman belum menghasilkan,yaitu dengan meninggalkan 2 – 3 cabang utama yang akan dijalarkan pada para-para. Pemangkasan juga dilakukan terhadap cabang-cabang yang tidak produktif, ditandai dengan lingkaran batang yang lebih halus dan daun lebih kecil-kecil

c.       Panen
1.      Waktu Panen Tanaman
Markisa berumur lebih dari satu musim, dan secara ekonomis dapat bertahan 7-10 tahun. Umur 120-140 hari dari saat munculnya bunga, buah markisa telah dapat dipanen, dengan tanda-tanda warna kulit buah telah berubah dari ungu hijau kekuningan dan tangkai buah mengerut. Pemetikan dilakukan pada pagi hari, 1-2 kali dalam seminggu. Semakin tua dipetik semakin tinggi kualitasnya, tetapi umur simpannya berkurang. Untuk dikonsumsi langsung atau diolah menjadi sari buah, tingkat kematangan yang terbaik untuk dipanen adalah pada saat kulit buah berwarna kuning 76-100 persen (matang penuh).
2.      Cara Panen
Sebelum pemanenan wadah telah disiapkan terlebih dahulu. Karena kulit buah markisa tidak tahan terhadap benturan, maka sebaiknya wadah yang digunakan mempunyai permukaan yang halus dan lembut, agar kulit buah tidak luka. Karung goni atau karung plastik sebaiknya tidak digunakan. Buah markisa dipetik satu per satu dengan menggunakan tangan pada ruas tangkai. Buah langsung dimasukkan ke dalam keranjang plastik, tas daun pandan atau wadah lainnya.


2.4  Subsistem Agroindustri (Pengolahan)

Kegiatan agroindustri mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara maupun produk akhir
Penanganan Buah Segar
a.       Sortasi, penggolongan mutu dan pengemasan buah segar yang akan dipasarkan menghendaki mutu yang baik. Mutu buah sangat dipengaruhi oleh keadaan fisiknya yaitu penampilan warna, tingkat kematangan, rasa serta kandungangizinya.Buah kemudian dikelompokkan menurut kelas mutunya. Buah yang telah dikelompokkan menurut mutu tersebut kemudian dikemas dalam kotak karton (kardus).
b.      Pembuatan Sari buah dan Sirup
2.5  Subsistem Pemasaran Hasil

Perkembangan pemasaran dimana secara geografis ada tiga sasaran pemasaran dalam memasarkan produk markisa  tersebut yaitu, pasar lokal di tingkat petani atau konsumen di sekitar sentra produsen, pasar regional/nasional dan pasar ekspor. Secara umum keragaan pemasaran buah/produk buah markisa secara lokal, regional/nasional maupun pasar ekspor adalah sebagai berikut:
1.      Pasar Lokal
Aktivitas perdagangan komoditas markisa di tingkat pasar lokal lebih didominasi oleh transaksi jual beli buah markisa segar antara  petani dan industri pengolah melalui pedagang perantara, atau sebagian kecil ke pedagang buah segar untuk kebutuhan konsumsi langsung. Markisa pada dasarnya merupakan buah musiman, di samping sifat yang musiman tersebut,  komoditas ini juga memiliki sifat cepat rusak memakan tempat "bulky". Dengan kondisi yang demikian, hal ini tentu berpengaruh terhadap proses pembentukan harga di pasaran, dimana  kontraksi harga antara musim panen raya"Peak Season" dengan musim paceklik akan jauh berbeda, pada saat musim puncak harga akan tertekan rendah sebagai akibat adanya"ekses suplai", dan sebaliknya pada musim paceklik harga akan mahal sebagai akibat adanya "ekses demand".
2.      Pasar Regional/Nasional.
Secara umum dalam menjangkau pasar di luar daerah baik pasar regionalSumatera secara keseluruhan maupun pasar nasional komoditas yang dipasarkansepenuhnya merupakan produk olahan terutama terbatas pada sirup buah markisa yang dikemas melaui  botol yang ditampilkan dengan berbagai macam ukuran dan kuwalitas.
3.      Pasar  Luar Negeri (Ekspor)
Markisa merupakan komoditas bebas yang sepenuhnya diserahkan pada mekanisme pasar yang berlaku, demikian juga dengan pasar ekspor bahwa komoditas produk dari buah Markisa ini sebenarnya telah lama diupayakan untuk memasuki pasarekspor. Beberapa negaratujuan seperti ke Inggris, Singapura, Swedia dan beberapa negara lainnya, hasilnyamenunjukkan bahwa pasar luar negeri tersebut tetap saja sulit untuk ditembus.Disebabkan pihak perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan persyaratan konsumen luar negeri seperti penampilan minuman sirup markisa dalam bentuk kemasan kotakseperti jenis minuman lainnya. Hal ini disebabkan belum adanya teknologi pengemasanyang sesuai untuk sirup markisa yaitu proses pengemasan kotak dengan sistem "teknologi kemasan dingin". Kalaupun teknologi tersebut ada, maka biayanya masih dirasa sangat mahal.Dan konsumen luar negeri lebih mengutamakanmakanan/minuman yang benar-benar bebas bahan pengawet yangmasih sulit untuk dilakukan oleh perusahaan.

Terdapat beberapa jenis saluran tataniaga atau pemasaran buah markisa, yaitu sebagai berikut (Boyle Peranginangin, 2011) :
1.      Saluran tataniaga 1
Petani              Pabrik Pengolah          Toko Minuman                Konsumen
2.      Saluran tataniaga 2
Petani                   Pedagang Pengumpul                 Grosir                  PabrikPengolah             Toko Minuman             Konsumen
3.      Saluran tataniaga 3
Petani                   Pedagang Pengumpul                 Grosir                  Pedagang Antar Kota                                 Pedagang Pengecer Luar Kota      Konsumen
4.      Saluran tataniaga 4
Petani                   Grosir                  Pabrik Pengolah             Toko Minuman                       Konsumen
5.      Saluran tataniaga 5
Petani                   Grosir                  Pedagang Antar Kota                 Pedagang Pengecer Luar Kota                              Konsumen
6.      Saluran tataniaga 6
Petani                   Pedagang Pengecer Lokal                        Konsumen
7.      Saluran tataniaga 7
Petani               Toko Minuman               Konsumen

Produk akhir yang dijual kepada konsumen akhir terdiri dari tiga jenis yaitu:
a.       Sirup markisa dalam kemasan terdapat pada saluran tataniaga satu, saluran tataniaga dua dan saluran tataniaga empat.
b.      Buah markisa terdapat pada saluran tataniaga tiga, saluran tataniaga lima dan saluran tataniaga enam.
c.       Jus markisa terdapat pada saluran tataniaga tujuh.


2.6  Subsistem Jasa Layanan Pendukung

Subsistem Jasa layanan pendukung atau penunjang yaitu seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga- keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah. Adapun jasa layanan pendukung dalam sistem agribisnis buah markisa adalah sebagai berikut:
a.       Petani Plasma dan Kelompok Tani
Keberadaan kelompok akan mempermudah pemasaran, pemberian bantuan, penyampaian informasi baru dari pemerintah, mudah melakukan penyuluhan, dan lain sebagainya.
b.      Koperasi
Koperasi bisa melakukan kegiatan-kegiatan untuk membantu kelompok. Koperasi yang mengusahakan KKPA harus sudah berbadan hukum dan memiliki kemampuan serta fasilitas yang cukup baik untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman KKPA para anggotanya. Jika menggunakan skim Kredit Usaha Kecil (KUK), kehadiran koperasi primer tidak merupakan keharusan
c.       Perusahaan Besar dan Pengelola/Eksportir
Suatu Perusahaan dan Pengelola/Eksportir harus memiliki kemampuan dan fasilitas pengolahan untuk bisa menlakukan ekspor, serta bersedia membeli seluruh produksi dari petani untuk selanjutnya diolah di pabrik dan atau diekspor. Disamping ini, perusahaan inti perlu memberikan bimbingan teknis usaha dan membantu dalam pengadaan sarana produksi untuk keperluan petani/usaha kecil dan kelompok tani.
d.      Bank
Melibatkan diri untuk biaya investasi dan modal kerja pembangunan atau perbaikan kebun
e.       Media Informatika dan Alat-alat Elektronik
Membantu dalam penyebaran informasi, menyampaian informasi, dan memperlancar kegiatan komunikasi.
f.       Program Kebijakan Pemerintah
Pemerintah dapat memberikan bantuan dalam memberikan kebijakan yang menguntungkan dan sesuai, memberikan program penyuluhan melalui penyuluh, dll.
g.      Sarana Transportasi
Membantu dalam pendistribusian sarana produksi, hasil produksi, dan transportasi. Berupa pengankutan, jalan, dsbg.










III. KESIMPULAN



Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Sistem agribisnis buah markisa meliputi subsistem pengadaan sarana produksi,subsistem usahatani, subsistem pengolahan hasil(agroindustri), subsistem pemasaran; dan subsistem jasa penunjang (layanan pendukung).
2.      Subsistem pengadaan sarana produksi dalam subsistem agribisnis yaitu penyediaan bibit, Lahan (tanah), Pupuk, Pestisida,Alat dan mesin pertanian, Tenaga kerja, dll.
3.      Subsistem usahatani tanaman markisa meliputi pembibitan, penanaman dan pemeliharaanpenyiapan lahan, penanaman, pemasangan para-para, pemupukan tanaman pemangkasan, perawatan lain, dan panen.
4.      Subsistem agroindustri (pengolahan) yaitu mengolah buah markisa dalam bentuk buah segar ( sortasi) dan pembuatan sari buah dan sirup.
5.      Subsistem Pemasaran Hasil yang meliputi pasar lokal, pasar regional/nasional dan pasar ekspor. Pemasaran tersebut melalui beberapa saluran pemasaran.
6.      Subsistem jasa layanan pendukung berupa membentuk petani plasma dan kelompok tani, koperasi, perusahaan besar dan pengelola/eksportir, bank, media informatika dan alat-alat elektronik, program kebijakan pemerintah, dan sarana transportasi











DAFTAR PUSTAKA



Badan Agribisnis. 1995.Sistem Strategi dan Program Pengembangan Agribisnis.Badan Agribisnis Departemen Pertanian. Jakarta.

Buharman B., Yanti Mala, dan Edial Afdi. Perspektif Pengembangan Agribisnis Markisa Di Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol. 7, No.1, Januari 2004 : 54-68.

Dewi,C., Mursalim, dan Palmarudi Mappigau. 2015. Permasalahan Sistem Agribisnis dan Strategi Memperbaiki Daya Saing Komoditi Markisa di Kabupaten Gowa.J. Sains & Teknologi, April 2015, Vol.15 No.1 : 84 – 90 ISSN 1411-4674.

Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012. Produksi sayuran di Indonesia. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Peranginangin, Boyle. 2011. Analisis Tataniaga Markisa Ungu di Kabupaten Karo. IPB Press. Bogor.

Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

Suparta, N. 2005. Pendekatan Holistik Membangun Agribisnis. Bali MediaAdhikarsa. Denpasar.


















LAMPIRAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar