SISTEM AGRIBISNIS BUAH MARKISA
(Tugas Syarat UAS Manajemen Agribisnis)
Oleh
Tia Nur Fitriani
1614131086
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pembangunan
pertanian melalui sub sektor hortikultura telah memberikan sumbangan yang
berarti bagi sektor pertanian maupun perekonomian nasional. Kontribusi
subsektor hortikultura terhadap sektor pertanian dari tahun ke tahun cenderung
meningkat dilihat dari nilai Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 menyumbang
sekitar 28,25% dari total PDB pertanian, jumlah tenaga kerja yang terlibat
sekitar 8,4 juta rumah tangga yang mengandalkan sumber pendapatan dari sub
sektor hortikultura. Permasalahan usaha hortikultura belum mampu menghasilkan
produk yang memiliki daya saing terhadap produk hortikultura yang berasal dari
negara lain (Ditjen Hortikultura, 2012).
Markisa merupakan
buah yang di samping dapat dikonsumsi dalam bentuk segar juga dapat dikonsumsi
dalam bentuk juice, sirup, dan bentuk lainnya. Rasa markisa yang asam manis,
menyegarkan, bervitamin C yang tinggi, dan mengggah selera. Hal ini yang
menjadikan markisa merupakan salah satu komoditas yang sebenarnya memiliki
kekhususan bagi konsumen.Hal tersebut menyebabkan adanya permintaan dan pasar
yang besar dari buah markisa, maka membudidayakan markisa juga akan mendapatkan
keuntungan yang besar dan layak untuk dijalankan. Dengan adanya makalah “Sistem Agribisnis Buah Markisa” diharapkan dapat memantu
untuk mengetahui dan mengerti mengenai sistem agribisnis beserta subsistem
agribisnis beserta manajemennya dalam pembudidayaan, pengolahan, dan
pendistribusian buah markisa.
1.2 Tujuan
Makalah
Adapun tujuan makalah
ini sebagai berikut :
1.
Mengetahui
sistem agribisnis buah markisa.dimulai dari subsistem hulu hingga hilir.
2.
Mengetahui
sistem agribisnis buah markisa.
3. Mengetahui jasa layanan penunjang sistem agribisnis.
II.
ISI
2.1 Sistem
Agribisnis
Agribisnis
merupakan suatu kegiatan yang utuh dan tidak dapat terpisah antara satu
kegiatan dan kegiatan lainnya, mulai dari proses produksi, pengolahan hasil,
pemasaran dan aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Dalam
arti luas agribisnis adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian
dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian(Soekartawi, 2001).
Agribisnis adalah
suatu kesatuan sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling terkait
erat, yaitu subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi (subsistem
agribisnis hulu), subsistem usahatani atau pertanian primer, subsistem
pengolahan, subsistem pemasaran, serta subsistem jasa dan penunjang (Badan
Agribisnis, 1995).
Subsistem
agribisnis hulu (upstream agribusiness)
yang merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi
pertanian, seperti industri dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida, dll),
industri agrootomotif (mesin dan peralatan), dan industri benih/bibit. Subsistem
usahatani (on-farm agribusiness) yang
merupakan kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan
oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer.
Termasuk ke dalam subsistem usahatani ini adalah usaha tanaman pangan, usaha
tanaman hortikultura, usaha tanaman obatobatan, usaha perkebunan, usaha
perikanan, usaha peternakan, dan kehutanan.
Subsistem agibisnis
hilir (down-stream agribusiness) yang
berupa kegiatan ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk
olahan, baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di
pasar domestik maupun di pasar internasional.Subsistem penunjang adalah seluruh
kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga- keuangan,
lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan,
dan lembaga pemerintah (Suparta, 2005).
2.2 Subsistem
Pengadaan Sarana Produksi
Pengadaan saprodi
atau subsistem agribisnis hulu yang merupakan kegiatan ekonomi yang menyediakan
sarana produksi bagi pertanian, pengadaan saprodi buah markisa yaitu sebagai
berikut :
a.
Bibit
Bibit yang digunakan adalah bibit Varietas
Unggul yang bersertifikat. markisa
ungu bunga super dan markisa bunga putih.sesuai SK Mentan Nomor:
121/Kpts/TP.240/ 2001, tanggal 8 Februairi 2001 untuk markisa bunga putih
dengan nama Gumanti, serta SK Nomor: 220/Kpts/TP.240/4/2001, tanggal 4 April
2001 untuk markisa bunga ungu super dengan nama Super Solinda
b.
Lahan
(tanah), tanaman markisa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, terutama pada
yang gembur, mempunyai cukup bahan organik, mempunyai pH antara 6,5 – 7,5 dan
berdrainase baik.
c.
Pupuk,
pemupukan dilakukan dengan NPK (15:15:15) sebanyak 25100 g per tanaman,
tergantung umurnya.
d.
Pestisida,
insektisida Tamaron 0,2% untuk mengatasi kutu daun kuning Myzus persicae dan
kutu putih Aphis gossypii. Serta Benlate 0,2% atau lisol 1050% untuk mengatasi
penyakit mati pucuk Phytophthora parasitica, penyakit layu Fusarium
passiflorae, dan penyakit busuk leher akar.
e.
Alat
dan mesin pertanian, yaitu traktor, sprayer, dll.
f.
Tenaga
kerja, dibutuhkan saat pengolahan lahan, perawatan, sampai dengan pemanenan
buah markisa.
2.3 Subsistem
Usahatani Tanaman Markisa
Subsistem usahatani
merupakan kegiatan ekonomi yang menggunakan sarana produksi yang dihasilkan
oleh subsistem agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer.
Berupa usaha tani pangan, hortikultura, ternak, dll.
a.
Pembibitan
Pembibitan yang baik untuk mendapatkan pertumbuhan
markisa yang seragam dan kuat sebaiknya digunakan bibit yang bermutu
(berlabel), yang diproduksi oleh penangkar bibit, yang diawasi mutunya oleh
Balai Sertifikasi Benih atau Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, diberi label
sebagai tanda jaminan mutu.
1.
Penanaman Benih
Media
tumbuh benih adalah campuran, antara: tanah : pupuk kandang : arang sekam
perbandingan (1:1:1). Yang dicampur
merata dengan arang sekam. Media campuran dimasukkan ke dalam polybag ukuran 12
x 18 cm, setiap polybag ditanam 2 biji. Bila kedua biji ini tumbuh, yang satu
dapat dipindahkan ke polybag baru.
2. Pemeliharaan
Bibit
Pembuatan
naungan tempat pembibitan dengan ukuran lebar 1 m x tinggi 1,5 m dengan panjang
sesuai kebutuhan.
b.
Penanaman dan Pemeliharaan
1. Penyiapan
Lahan
Penyiapan lahan pada
lokasi yang baru dibukamemerlukan perlakuan khusus. Tanah harus bersih dari
tunggul-tunggul kayu, sisa babatan, rumput dan semak-semak. Kemudian dibuatkan
lubang dengan ukuran 40x40x30 cm dengan jarak tanam 5x5 m. Karena tanaman
markisa ini mempunyai perakaran serabut yang menjalar pada pemukaan bawah tanah
sepanjang jalaran cabang-cabangnya, maka sebaiknya tanah diolah sempurna. Di
antara markisa ditanam dengan tanaman muda seperti: kol, kentang, bawang merah
atau ubi jalar untuk tiga kali musim tanam menjelang tanaman markisa berbuah.
2. Penanaman
Sebelum ditanam ke dalam lubang
dimasukkan campuran: 15 kg pupuk kandang +500 gr NPK +200 gr Dolomit+50 gr
mikroba Trichoderma/lubang kemudian diinkubasi selama 1 minggu. Setelah
diinkubasi selama 1 minggu pupuk dicampur merata dengan lapisan tanah atas.
Setelah itu, bibit ditanam dengan cara memotong bagian bawah polybag, kemudian
lubang ditutup dan tanahnya dipadatkan. Penanaman sebaiknya awal musim hujan
atau akhir musim hujan.
3. Pemasangan
Para-para
Tanaman markisa merupakan tanaman yang
merambat, karena itu pagar atau para-para tempat perambatan perlu disediakan.
Para-para bisa digunakan dari kayu yang keras atau dengan tiang beton. Tinggi
para-para dari tanah 2 – 2,5 m. Diantara tonggak para-para direntangkan kawat
ukuran 2 inci dan dari kawat-kawat dibuat jaringan dari tali nilon dengan jarak
0,5x0,5 m tempat merambatnya cabang primer dan cabang sekunder. Biasanya umur 6
bulan di lapangan tanaman sudah harus diberi topangan. Menjelangumur 1 tahun
para-para harus sudah siap, karena panjang cabang tanaman rata-rata sudah
melebihi 2,5 meter dan jumlah cabang antara 18–44 cabang. Batang utama yang
akan dirambatkan ke para-para dipilih 2 – 3 batang saja yang kuat dan sehat.
Kemudian cabang-cabang yang tumbuh diatur perjalarannya pada tali-tali yang
disediakan, agar bunga atau buah yang keluar seluruhnya kena sinar matahari.
Para-para dari kayu ini biasanya bertahan sampai umur tanaman 5 tahun.
4. Pemupukan
Tanaman
Markisa termasuk tanaman tahunan. Oleh
sebab itu sebaiknya tanaman dipupuk minimal 2 kali setahun setelah selesai
panen. Pada puncak-puncak produksi, pupuk berperan merangsang kembali keluarnya
tunas-tunas baru yang akan menjadi cabang-cabang produksi. Hasil penelitian
Hasan et al. (1999) pemberian pupuk susulan setelah tanaman berumur 6 bulan
adalah 500 gr NPK + 10 kg pupuk kandang yang diinkubasi selama 1 minggu. Pupuk
tersebut diberikan melingkar batang dengan jarak 1 meter dari batang dengan
kedalaman 10 cm, kemudian ditutup kembali.
5. Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk mendorong
tumbuhnya cabang-cabang baru yang produktif. Selain itu juga untuk merangsang
keluarnya bunga. Pemangkasan pertama dapat dilakukan pada saat tanaman belum
menghasilkan,yaitu dengan meninggalkan 2 – 3 cabang utama yang akan dijalarkan
pada para-para. Pemangkasan juga dilakukan terhadap cabang-cabang yang tidak
produktif, ditandai dengan lingkaran batang yang lebih halus dan daun lebih
kecil-kecil
c.
Panen
1.
Waktu Panen Tanaman
Markisa berumur lebih dari satu musim,
dan secara ekonomis dapat bertahan 7-10 tahun. Umur 120-140 hari dari saat
munculnya bunga, buah markisa telah dapat dipanen, dengan tanda-tanda warna
kulit buah telah berubah dari ungu hijau kekuningan dan tangkai buah mengerut.
Pemetikan dilakukan pada pagi hari, 1-2 kali dalam seminggu. Semakin tua
dipetik semakin tinggi kualitasnya, tetapi umur simpannya berkurang. Untuk
dikonsumsi langsung atau diolah menjadi sari buah, tingkat kematangan yang
terbaik untuk dipanen adalah pada saat kulit buah berwarna kuning 76-100 persen
(matang penuh).
2.
Cara Panen
Sebelum pemanenan wadah telah disiapkan terlebih
dahulu. Karena kulit buah markisa tidak tahan terhadap benturan, maka sebaiknya
wadah yang digunakan mempunyai permukaan yang halus dan lembut, agar kulit buah
tidak luka. Karung goni atau karung plastik sebaiknya tidak digunakan. Buah
markisa dipetik satu per satu dengan menggunakan tangan pada ruas tangkai. Buah
langsung dimasukkan ke dalam keranjang plastik, tas daun pandan atau wadah
lainnya.
2.4 Subsistem
Agroindustri (Pengolahan)
Kegiatan agroindustri
mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan, baik produk antara
maupun produk akhir
Penanganan Buah Segar
a.
Sortasi, penggolongan mutu dan
pengemasan buah segar yang akan dipasarkan menghendaki mutu yang baik. Mutu buah
sangat dipengaruhi oleh keadaan fisiknya yaitu penampilan warna, tingkat
kematangan, rasa serta kandungangizinya.Buah kemudian dikelompokkan menurut
kelas mutunya. Buah yang telah dikelompokkan menurut mutu tersebut kemudian
dikemas dalam kotak karton (kardus).
b.
Pembuatan Sari buah dan Sirup
2.5 Subsistem
Pemasaran Hasil
Perkembangan pemasaran
dimana secara geografis ada tiga sasaran pemasaran dalam memasarkan produk
markisa tersebut yaitu, pasar lokal di
tingkat petani atau konsumen di sekitar sentra produsen, pasar
regional/nasional dan pasar ekspor. Secara umum keragaan pemasaran buah/produk
buah markisa secara lokal, regional/nasional maupun pasar ekspor adalah sebagai
berikut:
1.
Pasar
Lokal
Aktivitas perdagangan komoditas markisa di tingkat pasar
lokal lebih didominasi oleh transaksi jual beli buah markisa segar antara petani dan industri pengolah melalui pedagang
perantara, atau sebagian kecil ke pedagang buah segar untuk kebutuhan konsumsi
langsung. Markisa pada dasarnya merupakan buah musiman, di samping sifat yang
musiman tersebut, komoditas ini juga
memiliki sifat cepat rusak memakan tempat "bulky".
Dengan kondisi yang demikian, hal ini tentu berpengaruh terhadap proses
pembentukan harga di pasaran, dimana
kontraksi harga antara musim panen raya"Peak Season" dengan musim paceklik akan jauh berbeda,
pada saat musim puncak harga akan tertekan rendah sebagai akibat
adanya"ekses suplai", dan sebaliknya pada musim paceklik harga akan
mahal sebagai akibat adanya "ekses demand".
2.
Pasar
Regional/Nasional.
Secara umum dalam menjangkau pasar di luar daerah baik
pasar regionalSumatera secara keseluruhan maupun pasar nasional komoditas yang
dipasarkansepenuhnya merupakan produk olahan terutama terbatas pada sirup buah
markisa yang dikemas melaui botol yang
ditampilkan dengan berbagai macam ukuran dan kuwalitas.
3.
Pasar Luar Negeri (Ekspor)
Markisa merupakan komoditas bebas yang sepenuhnya
diserahkan pada mekanisme pasar yang berlaku, demikian juga dengan pasar ekspor
bahwa komoditas produk dari buah Markisa ini sebenarnya telah lama diupayakan
untuk memasuki pasarekspor. Beberapa negaratujuan seperti ke Inggris,
Singapura, Swedia dan beberapa negara lainnya, hasilnyamenunjukkan bahwa pasar
luar negeri tersebut tetap saja sulit untuk ditembus.Disebabkan pihak
perusahaan tidak mampu memenuhi permintaan persyaratan konsumen luar negeri
seperti penampilan minuman sirup markisa dalam bentuk kemasan kotakseperti
jenis minuman lainnya. Hal ini disebabkan belum adanya teknologi pengemasanyang
sesuai untuk sirup markisa yaitu proses pengemasan kotak dengan sistem
"teknologi kemasan dingin". Kalaupun teknologi tersebut ada, maka
biayanya masih dirasa sangat mahal.Dan konsumen luar negeri lebih
mengutamakanmakanan/minuman yang benar-benar bebas bahan pengawet yangmasih
sulit untuk dilakukan oleh perusahaan.
Terdapat beberapa jenis saluran tataniaga atau pemasaran
buah markisa, yaitu sebagai berikut (Boyle Peranginangin, 2011) :
1.
Saluran tataniaga 1
Petani Pabrik
Pengolah Toko Minuman Konsumen
2.
Saluran tataniaga 2
Petani
Pedagang Pengumpul Grosir PabrikPengolah Toko
Minuman Konsumen
3.
Saluran tataniaga 3
Petani
Pedagang Pengumpul Grosir Pedagang Antar Kota Pedagang Pengecer Luar Kota Konsumen
4.
Saluran tataniaga 4
Petani
Grosir Pabrik Pengolah Toko Minuman
Konsumen
5.
Saluran tataniaga 5
Petani
Grosir Pedagang Antar Kota Pedagang Pengecer Luar Kota Konsumen
6.
Saluran tataniaga 6
Petani
Pedagang Pengecer Lokal Konsumen
7.
Saluran tataniaga 7
Petani
Toko Minuman Konsumen
Produk akhir yang dijual kepada konsumen akhir terdiri
dari tiga jenis yaitu:
a. Sirup markisa dalam kemasan terdapat pada saluran
tataniaga satu, saluran tataniaga dua dan saluran tataniaga empat.
b.
Buah markisa
terdapat pada saluran tataniaga tiga, saluran tataniaga lima dan saluran
tataniaga enam.
c.
Jus markisa
terdapat pada saluran tataniaga tujuh.
2.6 Subsistem
Jasa Layanan Pendukung
Subsistem Jasa
layanan pendukung atau penunjang yaitu seluruh kegiatan yang menyediakan jasa
bagi agribisnis, seperti lembaga- keuangan, lembaga penelitian dan
pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah.
Adapun jasa layanan pendukung dalam sistem agribisnis buah markisa adalah
sebagai berikut:
a.
Petani
Plasma dan Kelompok Tani
Keberadaan kelompok akan mempermudah pemasaran, pemberian bantuan,
penyampaian informasi baru dari pemerintah, mudah melakukan penyuluhan, dan
lain sebagainya.
b.
Koperasi
Koperasi bisa melakukan kegiatan-kegiatan untuk membantu kelompok. Koperasi
yang mengusahakan KKPA harus sudah berbadan hukum dan memiliki kemampuan serta
fasilitas yang cukup baik untuk keperluan pengelolaan administrasi pinjaman
KKPA para anggotanya. Jika menggunakan skim Kredit Usaha Kecil (KUK), kehadiran
koperasi primer tidak merupakan keharusan
c.
Perusahaan
Besar dan Pengelola/Eksportir
Suatu Perusahaan dan Pengelola/Eksportir harus memiliki kemampuan dan
fasilitas pengolahan untuk bisa menlakukan ekspor, serta bersedia membeli seluruh
produksi dari petani untuk selanjutnya diolah di pabrik dan atau diekspor.
Disamping ini, perusahaan inti perlu memberikan bimbingan teknis usaha dan
membantu dalam pengadaan sarana produksi untuk keperluan petani/usaha kecil dan
kelompok tani.
d.
Bank
Melibatkan diri untuk biaya investasi dan modal kerja pembangunan atau
perbaikan kebun
e.
Media
Informatika dan Alat-alat Elektronik
Membantu dalam penyebaran informasi, menyampaian informasi, dan
memperlancar kegiatan komunikasi.
f.
Program
Kebijakan Pemerintah
Pemerintah
dapat memberikan bantuan dalam memberikan kebijakan yang menguntungkan dan
sesuai, memberikan program penyuluhan melalui penyuluh, dll.
g.
Sarana
Transportasi
Membantu
dalam pendistribusian sarana produksi, hasil produksi, dan transportasi. Berupa
pengankutan, jalan, dsbg.
III.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut
:
1.
Sistem
agribisnis buah markisa meliputi subsistem pengadaan sarana produksi,subsistem
usahatani, subsistem pengolahan hasil(agroindustri), subsistem pemasaran; dan
subsistem jasa penunjang (layanan pendukung).
2.
Subsistem
pengadaan sarana produksi dalam subsistem agribisnis yaitu penyediaan bibit,
Lahan (tanah), Pupuk, Pestisida,Alat dan mesin pertanian, Tenaga kerja, dll.
3.
Subsistem
usahatani tanaman markisa meliputi pembibitan, penanaman dan pemeliharaanpenyiapan
lahan, penanaman, pemasangan para-para, pemupukan tanaman pemangkasan, perawatan lain, dan panen.
4.
Subsistem
agroindustri (pengolahan) yaitu mengolah buah markisa dalam bentuk buah
segar ( sortasi) dan pembuatan sari buah dan sirup.
5.
Subsistem
Pemasaran Hasil yang meliputi pasar lokal, pasar regional/nasional dan pasar
ekspor. Pemasaran tersebut melalui beberapa saluran pemasaran.
6.
Subsistem
jasa layanan pendukung berupa membentuk petani plasma dan kelompok tani,
koperasi, perusahaan besar dan pengelola/eksportir, bank, media informatika dan
alat-alat elektronik, program kebijakan
pemerintah, dan sarana transportasi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Agribisnis. 1995.Sistem Strategi dan
Program Pengembangan Agribisnis.Badan Agribisnis Departemen Pertanian. Jakarta.
Buharman B.,
Yanti Mala, dan Edial Afdi. Perspektif Pengembangan Agribisnis Markisa Di Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Jurnal
Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol. 7, No.1, Januari 2004 :
54-68.
Dewi,C., Mursalim, dan Palmarudi Mappigau. 2015. Permasalahan Sistem Agribisnis dan Strategi
Memperbaiki Daya Saing Komoditi Markisa di Kabupaten Gowa.J. Sains & Teknologi,
April 2015, Vol.15 No.1 : 84 – 90 ISSN 1411-4674.
Direktorat Jenderal Hortikultura, 2012. Produksi sayuran di Indonesia. Kementrian Pertanian. Jakarta.
Peranginangin, Boyle. 2011. Analisis Tataniaga Markisa Ungu di Kabupaten Karo. IPB Press. Bogor.
Soekartawi. 2001.
Pengantar Agroindustri. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Suparta, N. 2005. Pendekatan Holistik Membangun Agribisnis. Bali MediaAdhikarsa. Denpasar.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar